This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 26 Juni 2015

LPJ HMI Komisariat Darmajaya Lampung



LAPORAN KERJA
HIMPUNAN mAHASISWA ISLAM
CABANG BANDAR LAMUNG
KOMISARIAT DARMAJAYA
PERIODE 2014-2015

                            Disampaikan pada Sidang Pleno I Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bandar Lampung
 



Assalamu’alaikum wr wb,
Peserta sidang pleno I HMI Cabang Bandar Lampung yang kami hormati,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi karena dengan kehendak-Nya lah kita dapat bersua untuk saling berintropeksi diri dalam menjalankan amanah organisasi yang kita cintai ini. Shalawat dan salam Allah senantiasa kita sampaikan pada junjungan kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kehidupan dzulumat menuju kehidupan yang penuh nur.
Organisasi bagaikan makhluk organik, dia hidup-tumbuh-berkembang-kemudian punah. Karena prinsip makhluk hidup yang paling esensial adalah mempertahankan eksistensinya, olehnya itu sejumlah instrumen dalam sistem hidup diperankan agar dapat mempertahankan eksistensinya agar tidak punah. Begitu halnya dengan Rapat Pleno I HMI Cabang Bandar Lampung periode saat ini, semoga dapat menjadi fokus untuk melakukan objektifikasi terhadap kepengurusan dan menemukan rekomendasi-rekomendasi yang dapat memperkokoh gerak organisasi agar tidak punah dalam proses dinamika di lingkungan sosialnya.
Dengan demikian, kami atas nama pengurus HMI Komisariat Darmajaya sebagai bagian dari yang tidak terpisahkan pada kepengurusan HMI Cabang Bandar Lampung periode saat ini., berangkat dari kejujuran dan ketulusan hati untuk berintropeksi diri secara obyektif akan melaporkan sejumlah aktifitas yang kami telah lakukan.
Sebagai bahan evaluasi, dengan segala kerendahan perkenankanlah kami menyampaikan laporan kerja kepengurusan HMI Komisariat Darmajaya, dengan sistematika sebagai berikut :
I.                   PENDAHULUAN
II.                KONDISI OBYEKTIF
A.    KONDISI INTERNAL
B.     KONDISI EKSTERNAL
III.             REALISASI PROGRAM KERJA
IV.             EVALUASI DAN PROYEKSI
V.                PENUTUP
Kawan-kawan peserta pleno yang kami hormati,
Secara umum mungkin uraian-uraian dalam laporan kerja ini tidak layak dikatakan sebagai laporan kerja yang formal, karena dalam laporan ini kami lebih menekankan pada penyampaian proses-proses dalam mengemban amanah sebagai pengurus HMI Komisariat
Darmajaya. Hal ini kami lakukan karena kami memandang bahwa penyampaian proses-proses kerja akan lebih bermanfaat sebagai landasan kebijakan perkaderan ke depan dibanding sekedar memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
Mengulang Cerita Klasik
( Suatu Kondisi Obyektif Internal )
Peserta rapat pleno yang kami hormati,
Ada seberkas asa ketika diawal kepengurusan HMI Komisariat Darmajaya dimulai sekitar bulan januari 2014 lalu, Kanda Ketua Umum menyampaikan harapannya bahwa pada kepengurusan ini akan memprioritaskan perbaikan internal komisariat sebagai langkah untuk akreditasi total yang Insya Allah dapat menjadikan Komisariat sebagai laboratorium intelektual, pernyataan tersebut cukup memberikan suntikan adrenalin pada pengurus untuk melakukan kerja-kerja dalam membawa amanah organisasi. Namun pada perjalanannya cerita klasik kembali terulang, kondisi tidak seideal seperti dalam angan, kondisi ini adalah sesuatu yang lumrah karena kita tidak hidup diruang hampa.
Kondisi klasik yang cukup memprihatinkan adalah kelemahan manajemen dalam pembagian tugas fungsional yang tidak dapat berjalan dengan baik, sebagai organisasi modern seharusnya HMI dapat membagi energi yang ada ke dalam semua lini sehingga tidak ada yang merasa terkorbankan. Hal lain yang timbul dari lemahnya manajemen ini adalah timbulnya ego sektoral sehingga kerja-kerja yang dilakukan tidak ada link and match dengan visi yang sudah dibangun, sehingga banyak kerja-kerja yang dilakukan seperti tidak terencana dan dadakan, serta tidak ada komunikasi antar sektor.
Selain kondisi tersebut, secara internal HMI Komisariat Darmajaya memiliki kendala dalam menjalankan mobilitasnya yang diakibatkan sebagian besar pengurusnya memiliki aktivitas lain, baik itu aktivitas yang berkaitan dengan Organisasi lainnya ataupun aktivitas yang sifatnya pribadi. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada kinerja organisasi.
Berangkat dari realitas internal tersebut HMI Komisariat Darmajaya menjalankan kerja-kerja organisasi, sehingga mohon maklumnya apabila banyak kekurangan yang Insya Allah dapat diperbaiki pada semester berikutnya.



Mengasah Persfektif
( Sebuah Kondisi Obyektir Eksternal )
Peserta siding pleno yang kami hormati
Seperti diterangkan sebelumnya, penguatan situasi internal sangat penting untuk mengokohkan kekuatan suatu organisasi. Kalau dianalogikan dengan balapan Formula 1, seorang pembalap dapat mengungguli pembalap lain ketika seluruh komponen dalam internal timnya sudah bagus, baik itu mesinnya, pengemudinya, dan teknisinya. Dengan analogi tersebut maka fenomena melemahnya peran Komisariat di eksternal lebih pada tidak maksimalnya kondisi internal Komisariat.
Sebagai anak bungsu dari HMI Cabang Bandar Lampung yang baru berusia sekitar lebih kurang enam tahun, HMI Komisariat Darmajaya secara internal masih lemah dan sangat membutuhkan dukungan dari semua level di internal HMI Cabang Bandar Lampung untuk ikut mensupport pengembangan Komisariat Darmajaya, kekokohan komisariat Darmajaya adalah bagian dari kekokohan HMI Cabang Bandar Lampung, dalam bingkai kesatuan HMI Komisariat Darmajaya merupakan bagian yang mesti diperhatikan secara intens bukan sebaliknya.
Beberapa kondisi yang kami gambarkan diatas, merupakan tantangan yang memaksa kami untuk harus dapat mensiasati kondisi secara realistis dan bersahabat dengan semua komponen di semua level di internal HMI Cabang Bandar Lampung. Dan hal-hal tersebut masih banyak yang kami belum temukan jawabannya.
Menggapai Asa Yang Bukan Mimpi
(Sajian Aktifitas)
Peserta Rapat I yang Kami Hormati,
Tidak banyak yang kami persembahkan dalam semester ini dari program kerja yang kami susun hanya beberapa yang terlaksana, bukannya kami tidak atau bermaksud membatalkanya, akan tetapi karena beberapa hal/realita komisariat, program kerja tersebut belum maksimal dalam semester ini. Adapun program kerja yang dapat terlaksana yaitu, mengupdate database anggota komisariat, melakukan follow up, melaksanakan diskusi dan kajian, dan berusaha menertibkan administrasi organisasi.
Bercermin Untuk Berdandan
(Suatu Evaluasi  dan Proyeksi)
Kawan-kawan peserta pleno yang kami hormati,
Dari pemaparan yang telah kami lakukan, ada beberapa catatan penting untuk dijadikan evaluasi agar langkah ke depan semakin baik. Pada forum yang mulia ini secara suyektif kami mencoba untuk melakukan otokritik terhadap kinerja yang kami lakukan dan mohon kepada kawan-kawan semua untuk mendapat memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan ke depan.
Secara umum, ketidakmaksimalan pengurus dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi perlu dilakukan pembedahan pada dimensi stuctural dan dimensi cultural internal komisariat Darmajaya. Sehingga permasalahan-permasalahan klasik yang perlu menghinggap bisa ditepikan dan bisa mengembalikan organisasi sesuai dengan tujuan idealnya.
Dari evaluasi umum tersebut ada beberapa langkah yang kami sadari akan maksimalkan pada waktu yang akan datang, yaitu :
1.      Kembali membangun tradisi kajian
2.      Membangun karakter komisariat (menyesuaikan dengan disiplin keilmuan)
3.      Administrasi dan kelestarian yang rapih amat diperlukan guna menunjang segala sesuatu dalam beraktifitas.
Melangkah Menuju Perbaikan
(Sebuah Penutup yang Bukan Akhir Perjuangan)
Kawan-kawan peserta pleno yang kami hormati,
Demikianlah laporan ini kami sampaikan, dengan harapan apresiasi positifnya peserta Pleno untuk mari bersama mendorong dan mengharus utamakan pengkaderan agar eksistensi kita tidak punah diseret perubahan yang bergerak secara massif. Akhirnya  dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala kesalahan yang telah kami lakukan selama menjalankan amanah yang masih relatif singkat ini. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu  dalam proses-proses perkaderan HMI Komisariat Darmajaya. Terakhir, semoga yakin usaha sampai masih menjadi motivasi bersama kita bergerak meraih Cita. Atas perhatian kawan-kawan semua kami ucapkan terima kasih.
Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

B. Lampung,  9 Ramadhan 1436 H
                        26 Juni 2015 M
PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG BANDAR LAMPUNG
KOMISARIAT DARMAJAYA




A R D I Y A N T O                                                    FERI ANDESTA

Ketua Umum                                                               Sekretaris Umum
Share:

Minggu, 18 Januari 2015

Informasi Beasiswa 2015


SELEKSI NASIONAL BEASTUDI ETOS 2015

Untuk seluruh siswa/i SMA/Sederajat se-Indonesia

Beastudi Etos ada di 16 PTN.
UNSIYAH, USU, UNIV ANDALAS, UIN Jkt, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNDIP, UNAIR, ITS, UNIBRAW, UGM, UNMUL, UNHAS, dan UNPATI

Fasilitas Beasiswa :
1. Bantuan biaya pendidikan selama 8 semester
2. Uang Saku
3. Asrama Mahasiswa selama 3 tahun
4. Pembinaan selama 4 tahun (tahun ke 4 pembinaan persiapan pasca Kampus)
5. Support prestasi dalam dan luar negeri
6. Bantuan biaya penelitian skripsi
7. Pembuatan pasport

Persyaratan :
1. Surat Keterangan Tidak Mampu
2. Slip Gaji/ Surat Keterangan Penghasilan Orangtua dari Wali Nagari/ Ketua RT/RW / Ketua Pengurus Mesjid setempat dengan Cap Stempel
3. Fotocopy Rapor Semester 1-5 atau Ijazah bagi yang sudah lulus SMA/sederajat
4. KTP/ Kartu Identitas
5. Fotocopy Kartu Keluarga
6. Pas Photo terbaru warna 3x4 2 buah
7. Fotocopy Rekening Listrik bulan terakhir
8. Foto Rumah Tampak Keseluruhan (Ruang tamu, ruang tidur, dapur, kamar mandi, halaman depan dan belakang)
9. Mengisi Formulir Pendaftaran, download di www.beastudiindonesia.net/ ambil ke Sekretariat Beastudi Etos terdekat
10. Tulisan tentang perjalanan hidup (minimal 2 halaman A4)

Pendaftaran juga bisa secara online melalui website
www.bit.ly/SELEKSI-ETOS

Pendaftaran mulai 1 Januari - 28 Februari 2015

Asrama beastudi etos Medan. Jakarta. Malang. Semarang. Jogja. Surabaya. Samarinda. Makassar. Ambon. Padang. Aceh. Bandung. Bogor.


Siapa tau ada saudara/teman/tetangga Anda yang membutuhkan.

Share:

Minggu, 04 Januari 2015

Menghindari Kesesatan Berfikir

Baiklah kali ini saya akan memposting tentang alasan mengapa kita penting untuk belajar logika. Mohon maaf ini memang bukan murni tulisan saya, tetapi tulisan ini adalah hasil copas dari blog http://teraswacana.blogspot.com. yang saya pandang memang penting untuk disebar luaskan, karena hal ini memang penting sebagai panduan kita untuk mencari sebuah kebenaran dalam berfikir.

Kajian Ilmu Logika

Logika adalah bahasa latin berasal dari kata Logos yang berarti perkataan atau sabda.Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
            Dalam bahasa sehri – hari kita sering mendengar ungkapan serupa: alasannya tidak logis, logis,yang di maksud dengan  logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya. Dlam buku Logic and Language of education mantiq disebutb sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”, sedangkan dalam kamus munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir” Prof.Thaib Tahrir A. Mui’in membatasi dengan “Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M Copi menyatakan: “Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum- hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah”.
            Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium, kaum Sofis, Sokrates dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika, Logika lahir atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa. 


Kekeliruan Formal
            1. Fallacy of Four Term (kekeliruan karena menggunakan empat term)
Kekeliruan berpikir karena menggunakan empat term dalam silogisme. Ini terjadi karena term penengah diartikan ganda, sedangkan dalam patokan diharuskan hanya terdiri dari tiga term.
Seperti :
            Orang yang berbuat criminal harus dihukum
            Dia adalah seorang criminal
            Jadi, Dia harus dihukum
                 2. Fallacy of Undistributed Middle (kekeliruan karena  kedua term penengah tidak mencakup)
Kekeliruan berpikirkarena tidak satupun dari kedua term  penengah mencakup,
Seperti:
Orang yang banyak tidur cantik, Dia Cantik sekali
          Karen itulah ia banyak tidur.
          Orang yang banyak bermain tampan, Dia tampan sekali
          Karena itulah ia banyak bermain.
            3. Fallacy of Illicit proses (Kekeliruan karena proses tidak benar)
Kekeliruan berpikir karena  term premis tidak mencakup (undistributed) tetapi dalam konklusi mencakup,
Seperti :
Harimau adalah binatang, Gajah bukan Harimau,
Jadi ia bukan binatang.
Pria adalah manusia, Wanita bukan pria
Jadi, ia bukan manusia.
       4. Fallacy of two Negative Premises (Kekeliruan Karen menyimpulkan dari dua premis yang berbeda )
Apabila terjadi hal seperti itu sebenarnya tidak bisa ditarik konklusi.
Seperti:
Tidak satupun pejabat yang baik mudah dicari,
Pejabat A tidak mudah dicari,
Jadi, Pejabat A adalah baik.
       5. Fallacy of Affirming the Consequent (Kekeliruan karena mengakui akibat)
Kekeliruan berpikir dalam silogisme hipotetika Karena membenarkan akibat kemudian membenarkan pula sebabnya,
Seperti:
Bila Presiden A terpilih, Ekonomi akan lebih baik,
Sekarang ekonomi lebih baik,
Jadi Presiden A terpilih.
Bila matahari terbenam, malam akan datang
Sekarang matahari terbenam
Jadi, malam akan datang
            6. Fallacy of Denying Antecedent ( Kekeliruan karena menolak sebab )
Kekeliruan berpikir dalam silogisme hipotetika karena mengingkari sebab kemudian disimpulkan bahwa akibat juga tidak terlaksana,
Seperti:
Bila Presiden datang maka semua orang akan  mengerumuni,
Sekarang presiden tidak datang,
Jadi orang-orang tidak mengerumuni.
            7. Fullacy of Disjunction (Kekeliruan dalam bentuk Dissyungtif)
Kekeliruan berpikir terjadi dalam silogisme Disyungtif karena mengingkari alternatife pertama, kemudian membenarkan altenatif yang lain, padahal menurut patokan,pengingkaran alternative pertama bisa juga tidak terlaksananya alternatife lain, Seperti:
            Ani pergi ke jepara atau ke kudus
Ternyata dia tidak ada di jepara
            Berarti Ani ada di kudus, (Ani bisa tidak ada dijepara maupun di Kudus )
            8. Fallacy of Inconsistency (Kekeliruan karena tidak konsisten )
Kekeliruan berpikir karena tidak runtutnya pernyataan yang satu dengan pernyataan yang di akui sebelumnya,
Seperti :
            Semua proyek pembangunan gedung kampus sudah sempurna 100%,
            Hanya saja kita perlu melengkapi beberapa hal yang kurang.
            Tugas kuliah saya sudah sempurna
            Hanya saja saya harus melengkapi sedikit kekurangannay.

Kekeliruan Informal
1. Fallcy of Hasty Generalization (Kekeliruan karena membuat Generalisasi yang terburu-buru )
Kekeliruan berpikir karena tergesa-gesa membuat generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang terlampau sedikit, sehingga kesimpulan yang ditarik melampaui batas lingkungannya,
Seperti :
            Dia seorang pejabat,mengapa korupsi ?
Kalau begitu pejabat itu korup.
Dia seorang yang cantik, mengapa sombong ?
Kalau begitu orang cantik memang sombong.
2.  Fallacy Of Forced Hypotesis ( Kekeliruan karena memaksakan Praduga )
Kekeliruan berpikir karena menetapkan kebenaran suatu dugaan,
Seperti :
            Seorang mahasiswa pergi ke kampus dengan wajah dan pakaian lusuh sekali, seorang temannya menyatakan bahwa itu semua adalah kebiasaan yang sering sekali dilakukan dalam kehidupanya, padahal sebenarnya wajah dan baju lusuh itu karena akibat sakit.
3. Fallacy Of Begging the Question (Kekeliruan karena mengundan permasalahan)
Kekeliruan berpikir karena mengambil konklusi dari premis sebenarnya harus dahulu di buktikan kebenarannya,
Seperti:
            Pengacara X memang luar biasa hebatnya
(disini orang hendak membuktikan bahwa pengacara X memang hebat dengan banyaknya Clien, tanpa bukti kualitasnya diuji terlebih dahulu )
4. Fallacy of Circular Argument (Kekeliruan karena menggunakan Argumen yang berputar )
Kekeliruan Karena menarik konklusi dari satu premis  kemudian konklusi tersebut dijadikan sebagai premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi pada argument berikutnya, seperti:
            Prestasi kampus X semakin menurunkarena banyaknya mahasiswa yang malas
            Mengapa banyak mahasiswa yang malas ? karena prestasi kampus menurun.
5. Fallacy of Argumentative leap (Kekeliruan karena berganti dasar )
Kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan yang tidak diturunkan dari premisnya, jadi mengambil kesimpulan melompat dari dasar semula,
Seperti:
            Pantas jika ia mempunyai harta yang melimpah
            Karena ia tampan dan berpendidikan tinggi.
6. Fallacy of Appealing to Authory ( kekeliruan karena mendasarkan pada Otoritas)
Kekeliruan berpikir karena mendarsarkan  diri pada kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untuk permasalahan di luar otoritas ahli tersebut.
Seprti :
            Karangan cerpenmu sangat  fenomenal dan menarik,
Sebab Rudi Khoiruddin mengatakan demikian. (Rudi Khoiruddin adalah ahli dalam masalah masak dan makanan, bukan penulis yang hebat ).
7. Fallacy of Appealing to Force ( Kekeliruan karena mendasarkan diri pada Kekuasaan )
Kekeliruan berpikir karena berargumen dengan kekuasaan yang dimiliki, seperti menolak pendapat atau arguman seseorang dengan menyatakan :
Anda masih saja membantah dan tidak terima pendapatku, kamu itu siapa dan sejak kapan kamu duduk sebagai anggota Dewan ?, aku ini sudah lebih lama dari pada kamu.
8. Fallacy of Abusing  ( Kekeliruan karena menyerang pribadi )
Kekeliruan berpikir karena menolak argument yang di kemukakan seseorang dengan menyerang pribadi,
Seperti :
            Dia adalah seorang yang berkelakuan tidak baik dan sering merugikan banyak orang,
            Maka dari itu jangan sampai menerima ataupun setuju dengan pendapatnya.
9. Fallacy of Ignorance (Kekeliruan karena kurang tahu )
Kekeliruan berpikir karena menganggap bila lawan bicaranya tidak dapat membuktikan kesalahan argumentasinya, dengan sendirinya argumentasi yang dikemukakannya benar, Seperti :
            Anda sudah berusaha berkali-kali untuk membuktikan kalau pendapat saya salah,
Tapi sampai sekarang belum mendapatkan hasil kalau saya salah, berarti pendapat saya memang benar.
10. Fallacy of Complex Question (Kekeliruan karena pertanyaan yang ruwet )
Kekeliruan berpikir karena mengajukan pertanyan yang bersifat menjebak.
Seperti:
Sekarang kamu sudah tidak sering telat lagi ?, (penanya memastikan pengakuan bahwa yang di Tanya pernah datang telat ke sekolah ).
11.  Fallacy of Oversimplification (Kekeliruan Karen alasan terlalu sederhana )
Kekeliruan berpikir karena berargumentasi dengan alasan yang tidak kuat atau tidak cukup bukti,Seperti:
            Dia adalah Mahasiswa paling pandai di kelasnya,
            Karena dia mempunyai banyak teman.
            12.  Fallacy of Accident  (Kekeliruan karena menetapkan sifat )
Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat bukan keharusan yang ada pada suatu benda bahwa sifat itu tetap ada selamanya.
            Bahan hidangan untuk pesta besok sudah dibeli tadi pagi
            Bahan hidangan untuk pesta yang dibeli tadi pagi sudah busuk
            Jadi, hidangan untuk pesta sekarang sudah busuk
13. Fallacy of Irrelevant Argument (Kekeliruan karena argument yang tidak lerevan).
Kekeliruan berpikir karena mengajukan argument yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang jadi pokok pembicaraan.
Seperti :
            Manusia itu lebih berbahaya dari pada Singa,
            Karena pembunuhan serinh dilakukan manusia dari pada singa.
14.  Fallacy of False Analogy ( Kekeliruan karena salah mengambil Analogi )
Kekeliruan berpikir karena menganalogikan dua permasalahan yang kelihatannya mirip, tetapi sebenarnya berbeda secara  mendasar.
Seperti :
Mahluk hidup membutuhkan makanan untuk tetap hidup,
Kalau begitu motor juga perlu bensin untuk dapat hidup
15.  Fallacy of Appealing to Pity (Kekeliruan karena mengundang belas kasih )
Kekeliruan berpikir karena menggunakan uraian yang sengaja menarik belas kasihan untuk mendapatkan konklusi yang di harapkan.
Seperti :
            Saya seharusnya membuka permasalahan yang cukup rahasia ini didepan umum, tapi saya sangat kasihan dengan keadaan mu sakarang, demi anak- anakmu yang masih kecil.

Kekeliruan Karena Penggunaan Bahasa
1.  Fallacy of Composition (Kekeliruan karena komposisi )
Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untukn menyifati keseluruhannya.
Seperti :
            Setiap Mahasiswa siap untuk berdemo,
            Maka keseluruhan mahasiswa sudah siap berdemo.
2. Fallacy of Division (Kekeliruan dalam pembagian )
Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya.
Seperti :
Hotel itu dibangun dengan biaya yang mahal,
            Tentulah harga sewa tiap kamar juga mahal.
3.  Fallacy of Accent (Kekeliruan karena Tekanan )
Kekeliruan berpikir karena kekeliruan memberikan tekanan dalam pengucapan.
Seperti :
Kawan saya makan, (yang hendak dimaksud adalahpembicara member tahu pada kawannya bahwa ia sedang makan ).
4.  Fallacy of Amphiboly (Kekeliruan karena Amfiboly )
Kekliruan berpikir karena menggunakan susunan kalimat yang dapat di tafsirkan berbeda- beda.
Seperti :
            Seorang anak muda datang pada seorang dukun dan meminta untuk menunjukkan masa depanya apakah bagus atau malah susah dengan tanpa berusaha, Dukun menjawab : Anda akan mendapatkan pelajaran dan hikmah yang besar. Atas jawaban yang diberikan dukun dia sangat puas dan yakin bahwa hidupnya nanti akan baik tanpa ada gangguan sedikitpun, ternyata ia malah hidup menderita setelah beberapa hari datang pada dukun, setelah ia kembali pada dukun untuk menanyakan mengapa ramalannya salah, dukun itu kemudian menjawab : aku benar sebab dengan tanpa usaha hidup seseorang tidak akan berubah apalagi baik.
5. Fallacy of Equivocation ( Kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa Arti )
 Kekeliruan berpikir karena menggunakan kata yang sama dengan arti lebih dari satu Seperti :
            Menulis adalah salah satu dari bentuk belajar,
            Maka membaca adalah salah satu bentuk belajar. 
            Berbuat baik adalah salah salah satu bentuk ibadah
            Maka sholat adalah salah satu bentuk ibadah.  
Share:

Unordered List

Support